IP

Jumat, 12 Februari 2010

Filsafat (Tujuan, Manfaat dan Kepentingannya)

Bahasan selajutnya mengenai filsafat sebagai sebuah kajian keilmuan...bagi saya akan selalu membawa tujuan, manfaat dan kepentingannya sendiri. Jadi pada kesempatan kedua ini saya akan memaparkan beberapa pemikiran para filsuf mengenai apa tujuan filsafat dan kepentingannya. Sehingga kita akan mendapat gambaran tentang apa yg ingin dicapai dengan mempelajari filsafat dan lebih dalam lagi bisa diterapkan dg tepat.

Menurut Harold H. Titus, filsafat adalah suatu usaha memahami alam semesta, maknanya dan nilainya. Apabila tujuan ilmu adalah kontrol dan tujuan seni adalah kreativitas, kesempurnaan, bentuk keindahan komunikasi dan ekspresi, maka tujuan filsafat adalah pengertian dan kebijaksanaan (understanding and wisdom).

Dr. Oemar A. Hosein mengatakan, Ilmu memberi kepada kita pengetahuan dan filsafat memberikan hikmah. Filsafat memberikan kepuasan kepada keinginan manusia akan pengetahuan yg tersusun dg tertib akan kebenaran.


S. Takdir Alisyahbana menulis dalam bukunya, Filsafat itu dapat memberikan ketenangan pikiran dan kemantaban hati, sekalipun menghadapi maut. Dalam tujuannya yg tunggal (yaitu kebenaran) itulah letaknya kebesaran, kemuliaan, malahan kebangsawanan filsafat diantara kerja manusia yg lain. Kebenaran dalam arti yg sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya baginya, itulah tujuan yg tertinggi dan satu-satunya. Bagi manusia, berfilsafat itu berarti mengatur hidupnya seinsyaf-insyafnya, senetral-netralnya dg perasaan tanggungjawab terhadap dasar hidup yg sedalam-dalamnya, baik Tuhan, alam ataupun kebenaran.

Radhakrishnan dalam bukunya, History of Philosophy, menyebutkan : Tugas filsafat bukanlah sekedar mencerminkan semangat masa ketika kita hidup, melainkan membimbingnya maju. Fungsi filsafat adalah kreatif, menetapkan nilai, menetapkan tujuan, menentukan arah dan menuntun pada jalan baru. Filsafat hendaknya mengilhamkan keyakinan kepada kita untuk menompang dunia baru, mencetak manusia-manusia yg menjadikan penggolongan-penggolongan berdasarkan "nation", ras dan keyakinan keagamaan mengabdi kepada cita mulia kemanusiaan. Filsafat tidak ada artinya sama sekali apabila tidak universal, baik dalam ruang lingkupnya maupun dalam semangatnya.

Berbeda dg pendapat Soemadi Soerjabrata, yaitu mempelajari filsafat adalah untuk mempertajam pikiran, maka H. De Vos berpendapat bahwa filsafat tidak hanya untuk cukup diketahui, tetapi harus diperaktekkan dalam hidup sehari-hari. Orang mengharapkan bahwa filsafat akan memberikan kepadanya dasar-dasar pengetahuan yg dibutuhkan untuk hidup secara baik. Filsafat harus mengajar manusia, bagaimana ia harus hidup secara baik. Filsafat harus mengajar manusia, bagaimana ia harus hidup agar dapat menjadi manusia yg baik dan bahagia.

Studi filsafat harus membantu orang-orang untuk membangun keyakinan keagamaan atas dasar yg matang secara intelektual. Filsafat dapat mendukung kepercayaan keagamaan seseorang, asal saja kepercayaan tersebut tidak bergantung pada konsepsi prailmiah yg usang, yg sempit dan yg dogmatis. Urusan (concern) utama agama ialah harmoni, pengaturan, ikatan, pengabdian, perdamaian, kejujuran, pembebasan dan Tuhan.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan utama filsafat adalah mencari hakikat kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berpikir), etika (berperilaku), maupun hakikat keaslian (metafisik).

Akhirnya sepatah kata tentang manfaat dan kepentingan filsafat. Filsafat sering dianggap teori belaka, yg jauh dari kenyataan hidup konkret akan tetapi, filsafat ada segi praktisnya juga. Kebijaksanaan tidak hanya berarti "pengetahuan yg mendalam", tetapi juga "sikap hidup yg benar", yg tepat sesuai dg pengetahuan yg telah dicapai itu. Hal ini nampak jelas terutama pada kajian etika dan logika yg bersama-sama memberikan pegangan dan bimbingan kepada pikiran dan kepada kehendak, agar hidup dg 'benar' dan 'baik' maka konkitnya manfaat dan kepentingan filsafat dapat disimpulkan dalam beberapa point disini :
  1. Filsafat menolong mendidik, membangun diri kita sendiri: dengan berpikir lebih mendalam, kita mengalami dan menyadari kerohanian kita. Rahasia hidup yg kita selidiki justru memaksa kita untuk berpikir untuk hidup sesadar-sadarnya dan memberikan isi kepada hidup kita sendiri
  2. Filsafat memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan persoalan-persoalan dalam hidup sehari-hari. Orang yg hidup secara "dangkal" saja, tidak mudah melihat persoalan-persoalan, apalagi memecahkannya. Dalam filsafat kita dilatih melihat dulu apa yg menjadi persoalan dan ini merupakan syarat mutlak untuk memecahkannya.
  3. Filsafat memberikan pandangan yg luas, membendung "akuisme" dan "aku-sentrisme" (dalam hal hanya melihat dan mementingkan kepentingan dan kesenangan si aku).
  4. Filsafat merupakan latihan untuk berpikir sendiri, hingga kita tak hanya ikut-ikutan saja, membuntut pada pandangan umum, percaya akan setiap semboyan dalam surat kabar, tetapi secara kritis menyelidiki apa yg dikemukakan orang, mempunyai pendapat sendiri, "berdiri-sendiri" dg cita-cita mencari kebenaran.
  5. Filasafat memberikan dasar-dasar, baik untuk hidup kita sendiri (terutama dalam etika) maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan dan lainnya seperti sosiologi, ilmu jawa, ilmu mendidik dan sebagainya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar